tribun Tebing Tinggi


# Pemkab Diminta Tindak Tegas Pengusaha Nakal

Turap Pelabuhan Camat Disulap Menjadi Pelabuhan Kargo

MERANTI (Rakyat Riau) – Keberadaan turap di pelabuhan camat selatpanjang yang direalisasikan pembangunanya melalui dana APBD provinsi Riau tahun 2010 lalu, kini kondisinya memprihatinkan dengan kerusakan parah. Fungsi turap sebagai penyangga pesisiran kota selatpanjang itu disalah fungsikan oleh pihak pengusaha bongkar muat barang, anehnya keberadaan bongkar muat liar itu di keluarkan izin Olah gerak kapal oleh Adminitrasi Pelayaran (adpel) Selatpanjang.

Dari pantauan, saat ini keberadaan turap memang sudah berubah fungsi dari tujuan awal dibuat oleh pemerintah. Turap beton yang dilengkapi pagar pengaman di sisi depan itu kini 35 persen sudah di hancurkan oleh tangan tak bertanggung jawab. Jalan turap juga telah berlubang besar. Di sisi pertepian turap juga di hiasi kapal kapal kargo dari berbagai asal kedatangan. Sandaran kapal kapal besar yang berbentur dengan pertepian turap turut mengurangi daya tahan turap yang kini sedikit goyang.

Masyarakat sangat menyayangi kondisi tersebut, mereka juga meminta pemerintah kabupaten meranti untuk menindak tegas atas kerusakan yang di duga dilakukan oleh para pemilik kapal. Mereka juga mendesak pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti untuk bertindak tegas dan melaporkan kerusakan tersebut kepada pihak berwajib.

Zaini salah satu masyarakat selatpanjang juga menyanyangkan terjadinya perusakan turap pelabuhan camat oleh tangan tak bertanggung jawab.ia juga miris dengan adanya kegiatan bongkar muat barang di turap tersebut, ia mengindikasikan untuk mempermudah membongkar barang pihak pihak tertentu melakukan perusakan kepada pagar turap.

“Kita selaku masyarakat tidak menginginkan hal ini terjadi apalagi dengan keberadaan turap tersebut banyak berfungsi sebagai penahan tebing, keindahan pesisiran kota selatpanjang, tempat bersantai keluarga atau lainnya malah difungsikan sebaliknya menjadi tempat bongkar muat barang oleh pengusaha yang mementingkan kepentingan pribadi. Turap ini adalah milik masyarakat selatpanjang bukan milik segelintir pengusaha yang mencari keuntungan, ini sudah kesalahan besar yang tidak boleh dibiarkan begitu saja oleh masyarakat dan pemerintah daerah kepulauan meranti “ ujarnya marah

Lanjutnya, menanggapai kondisi yang telah terjadi, ia mengatakan, pemerintah kabupaten meranti harus tegas menyelesaikan persoalan ini, harus ada tindakan pasti dari pemerintah daerah sedini mungkin menghentikan kegiatan bongkar muat barang tersebut. “ kami meminta pemda harusnya tidak tutup mata akan kegiatan bongkar muat ini, pelabuhan camat dan turap ini adalah milik aset daerah yang perlu dijaga, kenapa sejauh ini hanya diam saja, kami menginginkan secepatnya pemda meranti mengambil tindakan kapan perlu laporkan pengrusakan oleh tangan tangan tak bertanggung jawab itu ke pihak berwajib.” Tuturnya

Sementara itu dari data yang diperoleh Rakyat Riau, pihak adpel selatpanjang telah mengeluarkan surat izin olah gerak kapal pada tahun 2011 kepada beberapa pengusaha untuk di lokasi pelabuhan camat, semenjak ijin olah gerak kapal itu di berikan, pelabuhan camat semakin hari menjadi pelabuhan yang paling tersibuk di kota sagu tersebut, bahkan kesibukan bongkar muat di pelabuhan pemda tersebut mengalahkan kesibukan pelabuhan indonesia (Pelindo) yang berada di jalan tanjung harapan selatpanjang. (don)



Terkait HTI Akasia Di Tiga Pulau
Orasi Ke Tiga Kalinya, Lima Ormas Kembali Datangi DPRD Meranti


SELATPANJANG (Rakyat Riau) – Kamis (19/8) kemarin sedikitnya kurang lebih 800 orang masa dari Lima Organisasi Masyarakat (Ormas), kembali mendatangi Lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Meranti. Kedatangan Masa Meminta agar DPRD sedikit berpihak kepada Rakyat dalam merealisasikan Tuntutan yang beberapa kali dilayangkan dan diperdengarkan dalam tiga orasi serupa, terhitung orasi hari ini dan dua orasi sebelumnya yang pernah dilakukan.
Lima Ormas yang datang ke DPRD Kepulauan Meranti semalam yakni dari Sentral Gerakan Rakyat Riau(SEGERA), Partai Rakyat Demokratik (PRD), Serikat Tani Riau (STR), Front Nasional Perjuangan Buruh Indonesia ( FNPBI), Serikat Rakyat Miskin Indonesia ( SRMI) dan Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND).
Diketahui masa yang datang dari Dua Pulau yakni Pulau Rangsang Barat dan Pulau Padang sebelumnya melakukan pembenahan di rangsang barat, bertolak dari desa Tanjung Kedabu, gabungan Lima ORMAS ini, persisnya Rabu (18/8) sekitar pukul 23.00 Wib Mulai melakukan pergerakan.Adapun Rute perjalanan ratusan masa ini yakni mulai dari Desa Kedabu Rapat menuju desa Bantar. Dari desa bantar ini kira –kira pukul 11.00 Wib ratusan masa dari lima ormas melakukan penyeberangan selat air hitam menuju pulau tebing tinggi yakni selatpanjang dengan menggunakan 4 Pompong dan 3 Kapal Ukuran 7 GT.
Di perkirakan jarak tempuh yang dilalui oleh masa pendukung penolakan HTI Tiga perusahaan ini berkisar 43 Kilometer. Dari pantauan Rakyat Riau di pelabuhan Camat, sekitar 7 Kapal diantaranya 4 jenis Pompong dan 3 jenis kapal 7 GT mulai menambatkan sandarannya di pelabuhan, satu persatu masa mulai naik kepelabuhan dan berkumpul di turap pelabuhan, dan seterusnya masa mulai bergerak kembali dengan berjalan kaki ( Longmarc) guna meneruskan perjuangan suara hati rakyat.
Tidak sampai satu Jam, terlihat umbul-umbul, bendera dan spanduk tuntutan demontrasi sudah terlihat dari kejauhan oleh para Wakil Rakyat, Polri, Satpol PP yang sengaja melihat dan menerima kedatangan para masa saat itu. Ratusan masa yang dikoordinir oleh Muhammad Riduan berserta dkk ini mulai menyuarakan tuntutan dan kekesalannya atas lemahnya lembaga DRPD Meranti dalam menyikapi aspirasi masyarakat terkait penolakan kehadiran Tiga perusahaan HTI yakni PT RAPP di Pulau Padang, PT SRL di Pulau Rangsang dan PT LUM di Pulau Tebing Tinggi hanya menambah beban dan penderitaan masyrakat.
“Perusahaan HTI Akasia? Merampas tanah Rakyat, Usir,Usir,Usir!! Kalimat ini diserukan para ratusan masyarakat saat itu di depan wakil rakyat meranti. Masa yang di terima oleh wakil ketua DPRD Taufikurahman SPd Msi beserta anggota dan ikut di wakili dari Pemkab meranti yang saat itu hadir Asisten I Faturahman SH. Masa lalu disungguhkan perundingan untuk memusyawarahkan bersama dewan. Saat itu ada 10 perwakilan masa yang berkesempatan melakukan dialog.
Koordinator Lapangan (Korlap) masa M Riduan langsung menyampai Empat Tuntutan dianataranya, Kita meminta Pemkab dan DPRD serta Bupati untuk memberikan perlindungan hokum terhadap Delapan orang Petani yang saat ini mendapat panggilan dari Polres Bengkalis terkait insiden pembakaran Dua Unit Eskavator PT SRL di Tanjung Kedabu. Kedua, mendesak pemerintah kabupaten dan DPRD untuk segera Mendesak kembali Menteri kehutanan untuk melakukan peninjauan Ulang dan mencabut izin HPH/HTI PT RAPP,PT.LUM,dan PT SRL, atau Menginstruksikan penangguhan kegiatan operasional (Statusquo,red) ketiga perusahaan Akasia tersebut.
Tuntutan Ketiga, mendesak Pemkab dan DPRD untuk segera memanggil manajement PT Kondur Petrolium SA. Terkait persoalan perekruitmentnan tenaga kerja tempatan dan Realisasi Program CSR PT Kondur PSA Musti direalisasikan secara transparan. Sementara yang terakhir kami meminta Pemerintah kabupaten meranti baik ditingkat DPRD Maupun Bupati diharapkan berpihak kepada Rakyat atau mundur dari jabatannya sekarang juga! Ujar M Riduan saat itu.
Semangat dan ketekatan untuk tidak pulang hingga mendapatkan komitment DPRD untuk mewujudkan tuntutan Masa juga tak terlepas acap kali terjadi Adu persepsi dan terdengar nada keras dan kegelisahan para wakil rakyat dan para 10 orang perwakilan di ruang pertemuan Kantor DPRD tersebut dalam mencari Solusi sama sama senang.

DPRD Realisasikan Tiga Tuntutan

Terkait permintaan tuntutan dari masa dari lima ormas tersebut, DPRD Kepulauan meranti akhirnya mengeluarkan surat pemberhentian operasional tiga perusahaan akasia yang akan segera di layangkan kepada tiga perusahaan yakni surat tersebut tertuju ke PT RAPP,PT SRL, dan PT.LUM .
Bukan hanya tuntutan HTI, DPRD Juga memenuhi tuntutan masa untuk segera menyurati Polres Bengkalis guna penangguhan penahanan terhadap Delapan Orang petani dari desa Tanjung kedabu kecamatan Rangsang. Tidak itu juga dalam waktu dekat DPRD Kepulauan meranti juga akan memanggil pihak manajement PT Kondur Petrolium SA terkait persoalan naker lokal.
Wakil Ketua DPRD Kepulauan meranti yang sekaligus dalam dialog dengan masa pendemo bertindak sebagai pimpinan sidang yakni M Taufikurahman SPd,MSi kepada Rakyat Riau seusai melakukan dialog mengatakan, “ pihak DPRD sangat serius dalam menyerapi aspirasi yang diminta oleh masa, bahkan kita telah menyuratkan mentri kehutanan dan sekaligus berangkat ke Jakarta untuk menemui Menhut saat itu, namun belum tercapai, ujar Taufik
Ketika ditanyakan tentang masa dari lima ormas yang telah melaporkan ke DPRD terkait aspirasi yang terhitung sama atas tuntutan sebelumnya, dan pada ketiga kalinya DPRD dengan waktu 10 menit langsung membuatkan surat resmi statusqua perusahaan akasia. Taufik dengan nada sedikit ragu, kapasitas kita hanya menyuarakan, nah kalau surat resmi tersebut yang diminta kita telah buatkan, bila tidak di gubris perusahaan ya bagaimana lagi. Tukasnya saat itu. Dan terkait adanya isu suap dan pem-beking-an yang dilakukan salah satu anggota DPRD dan salah satu pejabat di pemkab meranti perusahan akasia tersebut dirinya tidak berani berkomentar, “ saya tak bisa berkomentar tentang itu” tukasnya.
Sementara itu Asisten I Pemkab Meranti Faturahman SH ketika ditanyakan soal suap dan beking dari salah satu pejabat di jajaran pemkab meranti terkait HTI tersebut , ogah membuka statement, “ itu buka gawe saya yang menjelaskan, itu Bupati silahkan Tanya bupati saja, kata Faturahman Singkat. (don)




Jelang Ramadhan, Harga Sembako Masih Stabil



SELATPANJANG (Rakyat Riau) – Sempat terjadi kenaikan harga dari Sembilan bahan Pokok (Sembako) yang menjulang tinggi pada beberapa bulan terkahir di selatpanjang Kabupaten kepulauan meranti, namun harga kembali menurun dan mencapai angka normal, hingga Hari ini kondisi harga sembako juga masih stabil di pasaran kota selatpanjang dan sekitarnya.

Kaum ibu rumah tangga mulai agak sedikit lega dengan turunnya harga sembilan bahan pokok ( Sembako) akhir akhir ini, terlihat dari pantauan di sejumlah pasar yang berada di selatpanjang sudah terlihat ramai kembali di kunjungi pembeli, tidak seperti beberapa bulan lalu, ketika harga sembako menjulang tinggi hamper diseluruh pasar yang ada terlihat sepi.

Rahimah salah satu pedagang harian di pasar Sandang Pangan Selatpanjang saat bincang- bincang dengan Rakyat Riau, mengatakan bahwa saat ini harga sembako sudah kembali turun meski tidak 100 persen namun setidaknya telah mendekati normal, seperti harga cabe merah berkisar harga jualnya hingga Rp 35-45 ribu /Kilonya yang sebelumnya Rp 65.000, bawang merah Rp 16.000/kg, tomat masih normal Rp 8.000/kg, Beras berkisar jual Rp 6 ribu,7 Rp Ribu, dan Rp 8 Ribu/kg, Rp Gula Pasir Rp 11.000/kg, Minyak Goreng kemasan Rp 20.000/kg, Minyak goreng curah Rp 10.000/kg Bawang putih Rp 28.000/kg, Cabai rawit hijau Rp 15.000/kg, Kentang Rp 7.000/kg, jelasnya.

Dilanjutkan Rahimah yang juga merupakan pedagang yang telah 20 Tahun berlapah di pasar sandang pangan ini, semua harga pada umumnya bisa dikatakan hampir terbilang normal, namun harga telur ayam buras saat ini yang naik, saat ini kita jual per butirnya Rp 1100. ujarnya.

Untuk harga daging, dijelaskan penjual daging di pasar Tanjung Harapan Selatpanjang Irwan, Daging sapi has Rp 75.000/kg, Daging sapi kikil Rp 65.000/kg , Daging sapi murni Rp 65.000/kg, daging kambing 65.000/kg, katanya. Dilain sisi untuk daging ayam , Jang Ayam salah satu pedagang ayam, mengatakan harga ayam Buras saat ini Rp.33.000/kg, ayam Kampung Rp 60.000/kg. jelas Jang

Sementara itu Endang warga Kampung Baru salah satu pembeli yang di jumpai Rakyat Riau mengatakan, kayaknya harganya tidak terlalu mahal lagi, tidak seperti sebelumnya harga barang barang pokok mahal di jual di pasar. Saya berharap harga ini lebih dapat turun lagi , sehingga dapat terjangkau oleh kantong kami, apalagi sebentar lagi bulan puasa, ujarnya

“ Saya berharap kepada Pemda melalui Disperindag kepulauan meranti untuk dapat sesegera mungkin menstabilkan harga sembako di pasaran, jika tidak terpantau secara baik ditakutkan para pedagang seenaknya memainkan harga barang dan terindikasi harga akan memuncak kembali. “ harap Endang. (don)