Ekonomi Sosial

Meski Ombak Tinggi, Para Nelayan Rangsang Barat Tetap Melaut
MERANTI (Rakyat Riau) – Kendati ombak tinggi mencapai 3 hingga 4 meter dari angin utara selat melaka masih belum usai, namun para nelayan asal Kecamatan Rangsang Barat masih tetap melaut. Keberanian melaut para nelayan ini didasari pula untuk mencukupi kebutuhan hidup yang tinggi, sehingga tidak mengurungi niat untuk mencari nafkah dilaut meski resiko tinggi di kala musim angin utara.

Masyarakat kecamatan Rangsang Barat hampir 30 persen lebih menggantungkan hidup dari hasil melaut, mereka para nelayan rangsang barat memilih pekerjaan itu disebabkan tidak adanya peluang kerja yang lain. Keterbatasan lapangan pekerjaan itulah asal mu asal banyaknya masyarakat Rangsang Barat yang lebih memilih berpropesi sebagai nelayan. Selain itu hasil dari melaut lumayan dapat menutupi kebutuhan sehari hari meski dengan kesederhanaan.

Rudi salah satu nelayan jaring gumbang, menceritakan saat ini kondisi di laut masih belum tenang, ombak masih tinggi dengan deruan angin yang kencang, sesekali kapal jaring mereka oleng kuat dan harus berpegang kuat serta ekstra hati hati dalam menjaring. “ sangat sulit kondisi menjaring saat ini, laut yang tidak tenang membuat kami harus hati hati dan turut mempengaruhi hasil tangkapan kami “ ujar Rudi

Dikatakannya, rekan rekan nelayan lainnya tetap juga melaut, seperti biasa rekannya juga turut mengalami kondisi yang sama, namun kembali dengan perhitungan kebutuhan hidup sehari hari para nelayan tetap melaut dengan apapun resikonya.

Tetap melautnya para nelayan di Rangsang Barat diakui dan dibenarkan oleh Camat Rangsang Barat Agustian SIp kepada Rakyat Riau. Di katakan camat seluruh masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan di rangsang barat sampai sejauh ini tidak mengurungi niatnya untuk tetap melaut. “ Walaupun ombak dikala musin angin utara ini tinggi di perairan selat melaka, nelayan Rangsang Barat sampai hari ini tetap melaut. Saya melihat kegigihan nelayan tetap melaut didasari untuk mecukupi kebutuhan keluarganya, jika mereka tidak melaut tidak ada kerja sampingan lainnya yang dapat mencukupi kebutuhan sehari hari” tutur camat. (don)



7,41 Juta Rakyat Indonesia Menganggur

DEPOK- Sudah hampir 65 tahun Indonesia merdeka, namun jutaan rakyat negeri ini belum merasakan arti nikmatnya menjadi bangsa yang merdeka. Hantu kemiskinan masih terus membayangi kehidupan mereka.

Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi mencatat 7,41 juta rakyat Indonesia masih menganggur. Kasubdit Analis Pasar Kerja Kemenakertrans Sri Indarti mengatakan situasi ini disebabkan oleh ketimpangan kondisi pasar, kesenjangan kompetensi, serta kesempatan yang terbatas.

“Ada pula faktor dimana tidak bertemunya antara pencari kerja dan pemberi kerja, serta kurangnya tenaga kerja yang memiliki jiwa kewirausahaan,” ujarnya di ruang sidang Gedung Rektorat, Kampus UI, Depok, Rabu (04/08/10).

Untuk mengurangi tingkat pengangguran yang berasal dari lulusan perguruan tinggi, Universitas Indonesia menggelar seminar nasional yang bertajuk Fase Persiapan Lapangan Tracer Study. Seminar tersebut digelar Career Development Center UI bekerjasama dengan Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans).

Sri menambahkan, diperlukan niat dari pihak akademisi untuk mencetak lulusan dengan jiwa siap terjun di dunia kerja serta skill yang kompeten. Hal itu, kata Sri, dapat menjadi solusi dimana terjadi sinergitas antara dunia pendidikan dengan dunia usaha.

“Karena itu kalau dari kami Kemenakertrans merekrut 5.000 alumni dan lulusan sarjana setiap tahun untuk ditempatkan di setiap provinsi sebagai pendamping masyarakat tentang kewirausahaan,” katanya.

Kepala Kantor Komunikasi UI Vhisnu Juwono mengatakan saat ini, Tracer Study merupakan salah satu indikator penilaian dalam sistem akreditasi perguruan tinggi di Indonesia. Namun, dalam kenyataannya pelaksanaan Tracer Study di perguruan tinggi di Indonesia masih ketinggalan dari negara-negara maju.

“Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat dan memperkaya jejaring tracer study nasional melalui pelatihan berkelanjutan yang relevan, memfasilitasi peserta dalam pelaksanaan tracer study online, memfasilitasi peserta dalam pelaksanaan tracer study reguler di tingkat perguruan tinggi,” jelas Vhisnu.(ful)

ABRASI DI PULAU TERLUAR

Ancaman Abrasi Pulau Rangsang
# Pemkab dan Pemprov Diharap Jangan Tutup Mata

SELATPANJANG (Rakyat Riau) - Kondisi pulau Rangsang yang merupakan pulau paling terluar di Provinsi Riau yang Berada Dikabupaten kepulauan meranti, kini disepanjang bibir pantainya semakin memprihatinkan saja, pengikisan air laut dari hentaman gelombang angin utara selat melaka menjadi salah satu ancaman bagi pulau yang mempunyai 2 kecamatan di daratan tersebut.
tidak pernah tersentuh serius dan di abaikankan, mungkin kalimat itulah yang cocok di sebutkan bagi pulau rangsang saat ini, setelah bencana alam (Abrasi) yang menjatuhkan puluhan rumah dan menenggelamkan jalan yang juga sebagai urat nadi penghubung beberapa desa 2007 silam, kini daerah tersebut masih saja tidak mendapatkan perhatian serius bagi pemerintah kabupaten dan Provinsi Riau. tercatat sudah lebih kurang 5 kilometer pengikisan yang di timbulkan oleh abrasi di gugusan pulau terluar di provinsi Riau tersebut, tidak sedikit pula kerugian yang telah di alami masyarakat pesisiran dan negara akibat ratanya sebahagian daratan pulau rangsang tersebut
kepala desa Tanah Merah kecamatan Rangsang Barat, Mahadi N kepada Rakyat Riau, mengatakan kondisi pulau rangsang bagian terdepannya sudah berhasil dikikis abrasi sepanjang radius lebih kurang 5 kilometer, kondisi terburuk ialah saat abrasi besar pada tahun 2007 lalu puluhan rumah dan jalan sepanjang puluhan kilo,yang juga sebagai penghubung beberapa desa amblas kelaut.meski dikatakan mahadi, penanaman manggrove dan kayu api api telah di lakukan, namun tetap tidak dapat mempertahankan pulau rangsang dari ancaman abrasi yang tinggi gelombangnya mencapai 3 hingga 4 meter di musim angin utara selat melaka di tiap tiap bulan Desember.
di lanjutkan Mahadi, ini jelas jelas suatu ancaman serius bagi masyarakat pulau rangsang kedepannya, apalagi di pulau rangsang ini telah adanya Hutan Tanaman Industri milik PT Sumatera Riang Lestari (SRL) yang mengkeruk tanah untuk pembuatan kanal-kanal HTI yang jaraknya tidak beberapa jauh dari bibir laut di bagian utara pulau rangsang tepatnya di desa Gayung Kiri kecamatan Rangsang.
" kita berharap secepatnya pulau Rangsang mendapatkan perhatian khusus dan sorotan terdepan saat ini, pulau Rangsang musti harus di bentengi dengan turap dan batu geronjong di sepanjang bibir pantai. jika tidak, Pulau Rangsang bisa saja terancam tenggelam bilamana terus tidak di perhatikan" ujar Kepala Desa.
sementara itu Ketua LSM Peduli Riau Rahmat Arifin, juga mengungkapkan perlunya penanganan khusus bagi pulau rangsang terhadap ancaman abrasi angin utara selat melaka. di pemekirannya, pemerintah kabupaten, provinsi dan pusat tidak harus tinggal diam saja atas kondisi ini, pemerintah dan negara bertanggung jawab atas penyelamatan pulau terluar tersebut.
" sangat menyedihkan sekali, pulau Rangsang yang juga merupakan pulau terluar sekaligus mempunyai hasil bumi seperti gas dan timah di sia siakan begitu saja oleh pemerintah terhadap ancaman tenggelamnya pulau rangsang atas kuatnya tingkat abrasi yang terjadi. saya harapkan pemerintah kabupaten dan Provinsi jangan tinggal diam saja atas ancaman yang bakal terjadi di pulau Rangsang ini, abrasi harus di hentikan secepatnya, dari pada itu mulailah untuk menyisakan perhatian kepada ancaman abrasi Pulau Rangsang ini. tidak ada yang sulit bagi pemerintah kabupaten dan Provinsi riau dalam menanganinya, jika permasalahanya adalah anggaran dana seharusnya tidak patah arang, kita bisa meminta bantuan kepada dana APBN pusat dalam perealisasian penyelamatan pulau Rangsang ini. Tandasnya (don)