Jumat, 11 Desember 2015








Warga T3 Sambut Gembira
Izin PT LUM Akhirnya di Cabut Menteri
 SUNGAI TOHOR (Rakyat Riau) –  Wajah Warga yang berada di Kecamatan Tebing Tinggi Timur(T3) berubah sumbringah, mendengarkan kabar Menteri Kehutanan RI Siti Nurbaya mencabut Izin konsesi HTI PT Lestari Unggul Makmur (LUM) yang berwacana menggarap perkebunan Akasia didaerah mereka. Warga turut menyambut baik keputusan Menteri dan mengucapkan terima kasih
             Akhirnya perjalan panjang melawan sang penguasa hutan (PT LUM,red) usai sudah, masyarakat yang sebelumnya secara berkobar melakukan penentangan mendapatkan rintangan dari kekuasaan uang dan jauhnya rentang untuk bertemu dengan pemangku kebijakan negeri.
             Pertemuan warga Kecamatan Tebing Tinggi Timur bersama presiden RI Joko Widodo membuahkan hasil manis, suara rakyat sungai tohor akhirnya di dengarkan dan mendapatkan perhatian Presiden dan masuk dalam pembahasan internal kenegaraan.
            Abdul Manan Perwakilan warga Desa Sungai Tohor yang turut di undang menghadiri pertemuan Konferensi Perubahan iklim (COP 21) di kota Paris, Prancis mengirimkan email pemberitahuan tentang isi pertemuan. Abdul menggabarkan bahwasanya Menteri Kehutanan RI Siti Nurbaya telah mencabut izin HTI PT LUM di Kecamatan Tebing Tinggi Timur.
             “ Alhamdulillah setelah perjuangan panjang dan melelahkan akhirnya tujuan kita sudah berhasil, Izin PT LUM sudah di cabut Menteri dan ketegasan itu disampaikan Menteri Kehutanan dalam Koferensi perubahan iklim yang di laksanakan di Paris” kata Abdul Manan
             Pria penggagas penyampai petisi ke Presiden RI ini juga akan mendesak Pemerintah Pusat untuk segera mewujudkan wilayah area yang sebelumnya di peruntukan untuk izin konsesi itu sebagai wilayah kelola rakyat.
             “ Kita berharap wilayah kelola rakyat di kampong kami agar dapat di syahkan pemerintah pusat sehingga jaminan wilayah dari gangguan perusahaan penghancur hutan tidak ada lagi” harapnya.
            menurutnya masyarakat di Sungai Tohor dapat mengelola wilayah hutan untuk keberlangsung hidup mereka sekaligus memilah kawasan gambut. “ Warga sudah terbiasa hidup berkebun Sagu dan karet, dengan wilayah perkebunan yang di miliki masyarakat ini akan mampu menggerakan ekonomi lebih sejahtera” ungkapnya.(don)

Tingkat Partisipasi Rendah
Pj Bupati Sayangkan Minimnya Sosialisasi di LP  
 SELATPANJANG (Rakyat Riau) – Entah apa yang menyebabkan kemerosotan tingkat partisipasi pemilih di lembaga Permasyarakatan (LP) Selatpanjang sangat rendah. Kendati demikian Pj Bupati meminta agar kedepannya sosialisasi terkait pemilihan langsung harus dilakukan di wilayah warga binaan.
             Melihat tingkat angka partisipasi pemilih di LP Selatpanjang jauh dari jumlah warga binaan, raut wajah Pj Bupati pun terlihat kecewa. Ia mengesalkan minimnya sosialisasi di kelompok warga binaan.
             “ ini sangat jauh dari harapan, jumlah yang pemilih tidak sebanding dengan jumlah warga binaan yang ada di LP ini”. Kata Bupati saat meninjau pelaksanaan pilkada di LP Selatpanjang Rabu (9/12) kemarin.
             Menurutnya tingkat partisipasi pemilih di LP berkurang akibat tidak adanya sosialisasi Pilkada dari pihak terkait menyebabkan banyak warga binaan yang tidak menjiwai hak pilihnya.
             “ Kita berharap kedepan ini tidak terjadi lagi, karena bagaimanapun warga binaann adalah warga Meranti juga yang berhak melaksanakan hak pilihnya “ Harap Bupati.(don)
Karhutla “Hancurkan”  Lingkungan dan Kelangsungan Marga Satwa
SELATPANJANG (Rakyat Riau) – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) bukan hanya menimbulkan dampak asap kabut semata namun turut berpengaruh kepada lingkungan dan terancam punahnya marga satwa yang ada. Peran penting masyarakat dalam menjaga kelestarian hutan dan mengantisipasi terjadinya karhutla sangat menjanjikan tidak terjadinya bencana tersebut
            Hal itu dikatakan Perwakilan Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sumatera, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Eddi Wardana S Sip di asela saela kegiatan bertajuk Penyegaran Peran Masyarakat Peduli Api dalam Pencegahan Karlahut baru baru di selatpanjang.
            Dikatakanya, Eddi kerusakan hutan dapat mempengaruhi keseimbangan dari fungsi tata air, “ terjadinya banjir dikala musim hujan dan dikala musim panas akan terjadi kekeringan dimana masyarakat akan kesulitan memenuhi air bersaih” katanya
            Dilanjutkanya, " bukan hanya berimbas kepada lingkungan saja namun habitat satwa liar turut terancam karena tempat tinggal tidak ada dan migrasi satwa akan menimbulkan konflik manusia vs satwa. Sementara kesulitan mencari bahan baku kayu, non kayu, tanaman obat & satwa bernilai tinggi, dan paling penting juga akan membuat pemanasan bumi dan perubahan iklim (global warming) “ katanya
            Sementara itu dari Widyaiswara BDK Pekanbaru Mukhamadun SHut MSi, menyebutkan Karhutla terjadi akibat proses pembangunan dan aktivitas manusia yang tidak terkendali.  "Untuk menanggulanginya memerlukan peran semua pihak, namun peran masyarakat adalah yang terpenting, karena masyarakat adalah pihak yang punya peran besar dalam kegiatan pengendalian kebakaran hutan dan lahan, terutama dalam pencegahan di lapangan," ucapnya.

            Sekedar imformasi kegiatan seminar ditaja oleh Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sumatera KLHK bekerjasama dengan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Kepulauan Meranti itu diikuti oleh unsur Masyarakat Peduli Api, Tokoh Masyarakat dan lainnya. (don)
Nelayan Telesung akan “Terima” Dua Unit Kapal Tangkap 12 GT
SAELATPANJANG (Rakyat Riau) – Dalam menunjang aktifitas para nelayan, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti mengupayakan bantuan kapal, alhasil usulan ke pusat melalui program Seribu Kampung Nelayan Tangguh Indah Mandiri (Sekaya Maritim) di penuhi, Dua unit kapal tangkap pun telah tiba dan akan segera di serahkan kepada nelayan desa Telesung
            Dua unit kapal tangkap yang akan di serahkan kepada nelayan ini turut di akui oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan  Meranti Drs Askandar, beliau menyebutkan kapal tangkap berukuran 12 GT ini akan berpontensi besar menunjang aktifitas para nelayan meranti.
            " Alhamdulillah Kapal bantuan dari program sekaya maritim sudah kita terima dan sudah kita cek, semua dalam keadaan baik, dalam waktu dekat ini juga kita kan saerahkan kepada kelompok nelayan yang ada di Desa Telesung” katanya.
            Menurutnya, kapal bantuan ini akan menunjang penangkapan ikan dilaut oleh nelayan karena fasiltas yang di miliki kapal ini cukup lengkap.
            “ Kapal ini termasuk berfasilitas lengkap seperti adanya lampu navigasi, GPS, lampu suar, radio, sirine tempat penyimpanan ikan. selain itu juga ada fasilitas kamar tidur, wc, dapur masak” rinci Kadis.(don)
Bantuan Bibit dan Uang di Berikan
KRPL Meranti di Harap Mampu Berkembang
SELATPANJANG (Rakyat Riau) – Guna membantu ekonomi keluarga dan menunjang ketersedian sayur mayur di Meranti, Kawasan Rumah pangan Lestari (KRPL) diberikan bantuan uang dan bibit melalui APBN dan APBD.
            Bukan hanya sekedar mengajak keluarga rumah tangga untuk gemar menanam namun dukungan dan motivasi Pemerintah melalui dinas Pertanian senantiasa memberikan bantuan bibit. Selain itu bantuan usulan dari meranti ke Pusat yang di setujui dalam bentuk uang pun telah di serahkan kepada KRPL yang ada.
            Kepala Dinas Pertanian dan perternakan Kabupaten Kepulauan Meranti Drs Julian Norwis melalui Kepala Bidang ketahanan pangan Asrul Meldi membenarkan adanya dukungan tersebut kepada KRPL Meranti.
            “ Meranti untuk tahun 2015 ini kembali mendapatkan bantuan KRPL dari pusat, bantuan yang diterima dalam bentuk uang sebesar Rp 15 juta langsung di serahkan ke rekening KRPL yang ada” katanya
            Bukan hanya dari APBD, namun melalui APBD Meranti kata Asrul juga menganggarkan bantuan berbentuk bibit dan juga sudah di serahkan kepada KRPL.
            “ kita berharap bantuan yang telah diterima KRPL akan menunjang kegiatan mereka, dan kita berharap tujuan dari di bentukanya KRPL dapat tercapai sebagaimana yang kita inginkan” harapnya
             Menurutnya, bantuan itu bukan berhenti sampai di situ, namun beberapa tahap bantuan dari APBN ke KRPL akan ada lagi.
            “ jika KRPL dapat berkembang berkemungkinan akan mendapatkan bantuan tahap dua yakni sebesar Rp 35 Juta” katanya. (don)    
Tiang Listrik PLN Ancam Pengendara dan Rusak Pemandangan Kota     
SELATPANJANG (Rakyat Riau) – Keberadaan tiang listrik milik PLN sampai saat ini belum teremajakan oleh perusahaan milik negara ini. Terbukti tiang listrik ini masih dalam keadaan memakan beberapa bodi jalan yang ada.
             Bukan hanya merusak pemandangan di kota, namun juga mengancam keselamatan para pengendara yang melintasinya.Tak sedikit pula kondisi tiang PLN yang hampir rebah turut mengancam rumah warga.
            Erik warga Kampung baru Kelurahan Selatpanjang Selatan mengesalkan keberadaan tiang PLN tersebut, dirinya meminta PLN untuk pro aktif menjaga keberadaan tiang- tiang milik mereka.
            “ kalau kita lihat kondisi tiang listrik milik PLN ini sudah tidak layak lagi, apalagi posisinya yang berada di bodi jalan juga akan mengancam keselamatan warga berkendaraan melintasi jalan tersaebut” katanya .
            Erik meminta PLN untuk memindahkan tiang listrik itu dan juga harus meremajakan sambungan jaringan.
            “ kita minta PLN untuk peduli akan aset milik mereka apalagi untuk mengantisipasi terjadi turun naik arus akibat sambungan jaringan milik PLN yang terlalu kusut, jika tidak akan mengancam keselamatan jiwa dan rumah milik warga” harapnya. 
            Camat Tebing Tinggi Drs Asrorudin Msi juga telah menyurati dan melaporkan hal tersebut ke Distamben Meranti untuk di koordinasikan ke pihak PLN.
            “  kita semua bisa melihat kondisi tiang listrik milik PLN yang masih memakan bodi jalan raya hamper semeter lebih. Hal ini selain merusak keindahan dan pemandagan juga menjadi ancaman bagi masyarakat yang melewat jalan tersebut” kata  Camat.

            Dirinya mengharapkan Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kabupaten Kepulauan Meranti dapat mengkoordinasikan program pemindahan tiang listik yang berdiri di badan jalan kepada pihak PLN Rayon Selatpanjang.

            "Ini sejak lama menjadi perhatian kami, agar keberadaan infrastruktur kelistrikan di Kota Selatpanjang bisa enak dipandang mata, serta tidak membahayakan pengguna jalan. Kami harapkan Distamben dapat mengkoordinasikan dengan PLN," kata Camat.

            Menurutnya, keberadaan tiang listrik di badan jalan menyebabkan kesemrautan wajah Kota ini. Kabel-kabel listrik yang kurang terpasang rapi diatasnya, juga dapat mengancam keselamatan masyarakat Ibukota Kabupaten Kepulauan Meranti.(don)
Pusat Bantu Meranti Satu Set Mesin Pengolahan Pangan Sagu
SELATPANJANG (Rakyat Riau) – Kabupaten Kepulauan Meranti kembali terperhatikan oleh pusat khususnya di bidang ketahanan pangan. Kali ini bentuk bantuan yang di berikan pusat melalui anggaran APBN 2015 berbentuk satu set pengolahan pangan sagu yang kini sudah di terima Pemerintah Meranti melalui dinas terkait.
            Bantuan satu set mesin pengolahan pangan sagu tersebut terdiri dari mesin adonan, tempat memasak (oven), mesin pembuat mie, mesin genset dan uang tunai untuk pembelian bahan baku.
            Kepala dinas Pertanian dan Perternakan Kabupaten Kjepulauan Meranti Drs Julian Norwis melalui Kepala bidang ketahan pangan Asrul Meldi membenarkan adanya bantuan tersebut, bahkan bantuan ini sudah di serahkan kepada kelompok industri rumah tangga (IRT) yang berada di Desa Banglas Kecamatan Tebing Tinggi.
            “ Alhamdulillah usulan bantuan pengelolaan bahan pangan sagu di terima pusat dan kini bantuan itu sudah kita terima” Kata Asrul Kamis (3/12) kemarin
            Dirincikan Asrul, bantuan tersebut sudah di terima dalam bentuk barang dan uang. “ masing masing bantuan dalam bentuk barang ialah Mesin adonan , mesin genset, tempat memasak atau Oven, mesin pembuat mie dan bantuan dalam bentuk  uang yang diteruntukan membeli bahan baku” ungkapnya
            Menurutnya, bantuan yang diberikan pusat ini tidak putus sampai disini ada beberapa tahap lagi bantuan akan di kirimkan ke Meranti.
            “ Bantuan pusat ini ada beberapa tahap, kedepan akan ada susulan bantuan yang sama yang di kirimkan ke daerah kita untuk memenuhi dan mendukung usaha industri rumah tangga yang ada di beberapa wilayah kecamatan lainnya” pungkasnya. (don)       
Hingga Kini, Buta Aksara di Desa Sesap Belum Mendapat Perhatian
SELATPANJANG (Rakyat Riau) – Ilmu tulis menulis dan membaca (Buta aksara) masyrakat Desa Sesap masih tergolong rendah bahkan sama sekali tidak mengetahui abjad dan cara menulis serta mengeja. Kondisi buta aksara masyrakat mayoritas dari suku Akit Sesap ini hingga kini belum mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah kabupaten kepulauan meranti.
            Masih minimnya perhatian bagi dunia pendidikan khusus pengetasan buta aksara dari pemerintah daerah turut di katakan kepala desa Sesap Salmon, dirinya heran sampai hari ini belum ada realisasi untuk pengetasan buta akasara di desa sesap. padahal, tercatat 80 persen masyrakat tergolong dalam buta aksara.
            “ Masyarakat kita banyak yang tidak pandai tulis menulis dan membaca, hal ini menyebabkan pula sulitnya interaksi komunikasi antar masyrakat dan kalangan pemerintah. Semestinya ada program pemerintah daerah dalam upaya pengetasan buta aksara ini sehingga kebuntuan persoalan ini dapat terpecahkan, setidaknya ada solusinya dari pememrintah sehingga persoalan buta aksara di desa sesap ini berkurang dan terselesaikan” kata Kades baru baru ini
            Menurut Kades, rata rata masyrakat desa sesap yang ber-suku Asli ‘akit’ tersebut tidak dapat menulis dan membaca, ketersedian pengajar dan buku pendaping  cara menulis dan membaca juga turut menjadi sebab masyrakatnya menjadi minim akan pengetahuan menulis dan membaca tersebut.
             “ Kita berharap kepada pemerintah peduli akan keterbatasa masyrakat dalam menulis dan membaca ini, kita minta ada semacam program pengetasan buta aksara, bukan hanya itu saja kita minta juga adanya pustaka desa sehingga akan dapat menumbuhkan minat baca masyrakat” Kata Salmon.(don)
Masyarakat Miskin di Meranti Masih Banyak
 SELATPANJANG (Rakyat Riau) –Kemiskinan di Kabupaten Kepulauan Meranti masih mengguritai masyarakat. Kabupaten Paling miskin di Provinsi Riau itu kini butuh solusi pasti dalam upaya mengurangi angka kemiskinan yang ada. Kehidupan masyarakat dengan mata pencarian seadanya dan minimnya rumah layak huni juga turut membayangi daerah ber pulau pulau yang juga gugus terluar Indonesia tersebut.
            Kemiskinan yang membayangi daerah pemekaran kabupaten Bengkalis ini belum dapat lepas dari kata miskin dan belum sempat mengecap kesejahteraan, hal itu di buktikan pula dengan tingginya angka pengangguran dan terbatasnya ketersediaan lapangan pekerjaan, sejauh ini perusahaan luar yang berinvestasi di Meranti belum mampu merekrut tenaga kerja lokal hal itu terbukti pada perusahaan minyak lepas pantai PT Energi Mega Persada (EMP) Malacca Strait yang beroperasi di Pulau Padang berikut juga dengan PT RAPP dan PT Nasional Sagu Prima yang masih minim merekrut tenaga kerja lokal. 
            Anggota DPRD Provinsi Riau H Muhammad Adil SH tak menepis tingkat kesejahteraan masyarakat di Meranti masih jauh tertinggal dengan daerah daerah lainnya di Provinsi Riau bahkan Indonesia, dirinya menyebutkan kondisi kemiskinan di meranti akan terus berlanjut jika pemerintah daerah tidak melakukan sebuah gebrakan dalam mengetaskan dan meperkecil tingkat kemisnan tersebut
            “ Berbicara tingkat kesejahteraan di Kepulauan meranti masih sangat jauhlah, kantong kantong kemiskinan masih banyak berada di Meranti khususnya di daerah kawasan terpencil dan kawasan pesisiran Meranti terpotret masih hidup serba seadanya” kata politisi dari Partai Hanura tersebut.
            Menurutnya,  kondisi itu terjadi karena letak meranti yang sejak dahulu jauh dari pusat Ibu Kabupaten, hingga kini sudah menjadi Kabupaten sendiri lepas dari Bengkalis PR Berat tersebut harus segera di tuntaskan oleh pemerintah daerah.
            “ Banyak sebab yang mengakibatkan angka kemiskinan di Meranti dan ini meski segera di atasi dan di carikan solusinya oleh Pemerintah daerah. Pemkab Meranti harus segera memprioritaskan program program ekonomi kerakyatan dan program yang langsung bersentuhan dengan pengetasan kemiskinan tersebut, jika program tepat sasaran maka akan terwujud dan sebaliknya jika tidak tercapai maka persoalan kemiskinan akan sulit di tekan” ungkapnya. (don)
 FK3 Senantiasa Kontrol Pelayanan Kesehatan di Meranti
SELATPANJANG (Rakyat Riau) – Kesehatan masyarakat sangat penting dan mesti di perhatikan secara continue, Forum Komunikas Kader Kesehatan (FK3) Kabupaten Kepulauan Meranti  turut memfokuskan perhatian dengan menstranformasikan kesehatan agar pandangan kesehatan di kalangan masyarakat turut di jadikan faktor utama yang perlu di jaga.
            Kesehatan tak kalah pentingnya dengan materi yang selama ini menjadi kebutuhan masyarakat, andai kata kesehatan di sepelekan maka materi pun akan sulit untuk di peroleh. Maka dari itu kesehatan paling utama yang mesti di di perhatikan oleh masyarakat itu sendiri.
            Ketua FK3 Kabupaten Kepulauan Meranti dr Misri Hasanto menyebutkan organisasi yang di naunginya akan siap mencari solusi di bidang kesehatan di Masyarakat, forum ini pun diu yakininya mampu mengatasi segala bidang kesehatan di lingkungan masyarakat.
            “ alhamdulilla keberadaaN FK3 telah memberikan satu tambahan membantu dunia kesehatan di meranti, hal ini terbukti dengan peningkatan angka kesehatan dan berkurangnya angka kesakitan di Masyarakat” kata Misri
            Menurutnya, FK3 bukan hanya berdiri di ibu kota Kabupaten saja, bahkan keberadaan FK3 sudah terbentuk ke seluruh kecamatan yang ada di meranti. Kontrol kesehatan dan sosialisasi kesehatan di lingkungan masyarakatpun di gencar sehabis habisnya, bahkan forum FK3 berdiri dengan da swadaya sendiri dan penggalangan dana melalui arisan yang di lakukan setiap 3 Bulan sekali.  
            “ alhamdulillah dengan kegiatan rutin arisan FK3 yang di adakan setiap 3 Bulan sekali dapat mengaktifkan forum ini dan berpengaruh besar bagi dunia kesehatan di Meranti, kita berharap ini terus dapat dilanjutkan dan di dukung semua pihak, agar dunia kesehatan yang berkualitas di tengah masyrakat dapat tercipta sesuai keinginan dan visi FK3” ungkapnya. (don)