Warga T3
Sambut Gembira
Izin
PT LUM Akhirnya di Cabut Menteri
SUNGAI
TOHOR (Rakyat Riau) – Wajah Warga yang berada di Kecamatan Tebing Tinggi
Timur(T3) berubah sumbringah, mendengarkan kabar Menteri Kehutanan RI Siti
Nurbaya mencabut Izin konsesi HTI PT Lestari Unggul Makmur (LUM) yang berwacana
menggarap perkebunan Akasia didaerah mereka. Warga turut menyambut baik
keputusan Menteri dan mengucapkan terima kasih
Akhirnya perjalan
panjang melawan sang penguasa hutan (PT LUM,red) usai sudah, masyarakat yang
sebelumnya secara berkobar melakukan penentangan mendapatkan rintangan dari
kekuasaan uang dan jauhnya rentang untuk bertemu dengan pemangku kebijakan
negeri.
Pertemuan warga Kecamatan
Tebing Tinggi Timur bersama presiden RI Joko Widodo membuahkan hasil manis,
suara rakyat sungai tohor akhirnya di dengarkan dan mendapatkan perhatian
Presiden dan masuk dalam pembahasan internal kenegaraan.
Abdul Manan Perwakilan
warga Desa Sungai Tohor yang turut di undang menghadiri pertemuan Konferensi
Perubahan iklim (COP 21) di kota Paris, Prancis mengirimkan email pemberitahuan
tentang isi pertemuan. Abdul menggabarkan bahwasanya Menteri Kehutanan RI Siti
Nurbaya telah mencabut izin HTI PT LUM di Kecamatan Tebing Tinggi Timur.
“ Alhamdulillah setelah
perjuangan panjang dan melelahkan akhirnya tujuan kita sudah berhasil, Izin PT
LUM sudah di cabut Menteri dan ketegasan itu disampaikan Menteri Kehutanan
dalam Koferensi perubahan iklim yang di laksanakan di Paris” kata Abdul Manan
Pria penggagas penyampai
petisi ke Presiden RI ini juga akan mendesak Pemerintah Pusat untuk segera
mewujudkan wilayah area yang sebelumnya di peruntukan untuk izin konsesi itu
sebagai wilayah kelola rakyat.
“ Kita berharap wilayah
kelola rakyat di kampong kami agar dapat di syahkan pemerintah pusat sehingga
jaminan wilayah dari gangguan perusahaan penghancur hutan tidak ada lagi”
harapnya.
menurutnya masyarakat di
Sungai Tohor dapat mengelola wilayah hutan untuk keberlangsung hidup mereka
sekaligus memilah kawasan gambut. “ Warga sudah terbiasa hidup berkebun Sagu
dan karet, dengan wilayah perkebunan yang di miliki masyarakat ini akan mampu
menggerakan ekonomi lebih sejahtera” ungkapnya.(don)
Pj Bupati Sayangkan Minimnya
Sosialisasi di LP
SELATPANJANG
(Rakyat Riau) – Entah apa yang menyebabkan kemerosotan tingkat partisipasi
pemilih di lembaga Permasyarakatan (LP) Selatpanjang sangat rendah. Kendati
demikian Pj Bupati meminta agar kedepannya sosialisasi terkait pemilihan
langsung harus dilakukan di wilayah warga binaan.
Melihat tingkat angka
partisipasi pemilih di LP Selatpanjang jauh dari jumlah warga binaan, raut
wajah Pj Bupati pun terlihat kecewa. Ia mengesalkan minimnya sosialisasi di
kelompok warga binaan.
“ ini sangat jauh dari
harapan, jumlah yang pemilih tidak sebanding dengan jumlah warga binaan yang
ada di LP ini”. Kata Bupati saat meninjau pelaksanaan pilkada di LP
Selatpanjang Rabu (9/12) kemarin.
Menurutnya tingkat
partisipasi pemilih di LP berkurang akibat tidak adanya sosialisasi Pilkada
dari pihak terkait menyebabkan banyak warga binaan yang tidak menjiwai hak
pilihnya.
“ Kita berharap kedepan
ini tidak terjadi lagi, karena bagaimanapun warga binaann adalah warga Meranti
juga yang berhak melaksanakan hak pilihnya “ Harap Bupati.(don)
Karhutla “Hancurkan” Lingkungan dan Kelangsungan Marga Satwa
SELATPANJANG
(Rakyat Riau) – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) bukan hanya menimbulkan
dampak asap kabut semata namun turut berpengaruh kepada lingkungan dan terancam
punahnya marga satwa yang ada. Peran penting masyarakat dalam menjaga
kelestarian hutan dan mengantisipasi terjadinya karhutla sangat menjanjikan
tidak terjadinya bencana tersebut
Hal itu dikatakan
Perwakilan Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sumatera, Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Eddi Wardana S Sip di asela saela
kegiatan bertajuk Penyegaran Peran Masyarakat Peduli Api dalam Pencegahan
Karlahut baru baru di selatpanjang.
Dikatakanya, Eddi
kerusakan hutan dapat mempengaruhi keseimbangan dari fungsi tata air, “
terjadinya banjir dikala musim hujan dan dikala musim panas akan terjadi kekeringan
dimana masyarakat akan kesulitan memenuhi air bersaih” katanya
Dilanjutkanya, " bukan
hanya berimbas kepada lingkungan saja namun habitat satwa liar turut terancam
karena tempat tinggal tidak ada dan migrasi satwa akan menimbulkan konflik
manusia vs satwa. Sementara kesulitan mencari bahan baku kayu, non kayu,
tanaman obat & satwa bernilai tinggi, dan paling penting juga akan membuat
pemanasan bumi dan perubahan iklim (global warming) “ katanya
Sementara itu dari Widyaiswara
BDK Pekanbaru Mukhamadun SHut MSi, menyebutkan Karhutla terjadi akibat proses
pembangunan dan aktivitas manusia yang tidak terkendali. "Untuk
menanggulanginya memerlukan peran semua pihak, namun peran masyarakat adalah
yang terpenting, karena masyarakat adalah pihak yang punya peran besar dalam
kegiatan pengendalian kebakaran hutan dan lahan, terutama dalam pencegahan di
lapangan," ucapnya.
Sekedar imformasi kegiatan seminar ditaja oleh Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sumatera KLHK bekerjasama dengan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Kepulauan Meranti itu diikuti oleh unsur Masyarakat Peduli Api, Tokoh Masyarakat dan lainnya. (don)
Sekedar imformasi kegiatan seminar ditaja oleh Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sumatera KLHK bekerjasama dengan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Kepulauan Meranti itu diikuti oleh unsur Masyarakat Peduli Api, Tokoh Masyarakat dan lainnya. (don)
Nelayan Telesung akan “Terima” Dua Unit Kapal Tangkap 12 GT
SAELATPANJANG
(Rakyat Riau) – Dalam menunjang aktifitas para nelayan, Pemerintah Kabupaten
Kepulauan Meranti mengupayakan bantuan kapal, alhasil usulan ke pusat melalui
program Seribu Kampung Nelayan Tangguh Indah Mandiri (Sekaya Maritim) di
penuhi, Dua unit kapal tangkap pun telah tiba dan akan segera di serahkan
kepada nelayan desa Telesung
Dua unit kapal tangkap yang
akan di serahkan kepada nelayan ini turut di akui oleh Kepala Dinas Kelautan
dan Perikanan Meranti Drs Askandar, beliau menyebutkan kapal tangkap
berukuran 12 GT ini akan berpontensi besar menunjang aktifitas para nelayan
meranti.
" Alhamdulillah Kapal
bantuan dari program sekaya maritim sudah kita terima dan sudah kita cek, semua
dalam keadaan baik, dalam waktu dekat ini juga kita kan saerahkan kepada kelompok
nelayan yang ada di Desa Telesung” katanya.
Menurutnya, kapal bantuan ini
akan menunjang penangkapan ikan dilaut oleh nelayan karena fasiltas yang di
miliki kapal ini cukup lengkap.
“ Kapal ini termasuk
berfasilitas lengkap seperti adanya lampu navigasi, GPS, lampu suar, radio,
sirine tempat penyimpanan ikan. selain itu juga ada fasilitas kamar tidur, wc,
dapur masak” rinci Kadis.(don)
Bantuan Bibit dan Uang di Berikan
KRPL Meranti di Harap Mampu
Berkembang
SELATPANJANG
(Rakyat Riau) – Guna membantu ekonomi keluarga dan menunjang ketersedian sayur
mayur di Meranti, Kawasan Rumah pangan Lestari (KRPL) diberikan bantuan uang
dan bibit melalui APBN dan APBD.
Bukan hanya sekedar mengajak
keluarga rumah tangga untuk gemar menanam namun dukungan dan motivasi
Pemerintah melalui dinas Pertanian senantiasa memberikan bantuan bibit. Selain
itu bantuan usulan dari meranti ke Pusat yang di setujui dalam bentuk uang pun
telah di serahkan kepada KRPL yang ada.
Kepala Dinas Pertanian dan
perternakan Kabupaten Kepulauan Meranti Drs Julian Norwis melalui Kepala Bidang
ketahanan pangan Asrul Meldi membenarkan adanya dukungan tersebut kepada KRPL
Meranti.
“ Meranti untuk tahun 2015 ini kembali mendapatkan bantuan KRPL dari pusat,
bantuan yang diterima dalam bentuk uang sebesar Rp 15 juta langsung di serahkan
ke rekening KRPL yang ada” katanya
Bukan hanya dari APBD,
namun melalui APBD Meranti kata Asrul juga menganggarkan bantuan berbentuk
bibit dan juga sudah di serahkan kepada KRPL.
“ kita berharap bantuan
yang telah diterima KRPL akan menunjang kegiatan mereka, dan kita berharap
tujuan dari di bentukanya KRPL dapat tercapai sebagaimana yang kita inginkan”
harapnya
Menurutnya, bantuan itu bukan berhenti sampai di situ, namun beberapa
tahap bantuan dari APBN ke KRPL akan ada lagi.
“ jika KRPL dapat
berkembang berkemungkinan akan mendapatkan bantuan tahap dua yakni sebesar Rp
35 Juta” katanya. (don)
Tiang Listrik PLN Ancam Pengendara dan Rusak Pemandangan Kota
SELATPANJANG
(Rakyat Riau) – Keberadaan tiang listrik milik PLN sampai saat ini belum
teremajakan oleh perusahaan milik negara ini. Terbukti tiang listrik ini masih
dalam keadaan memakan beberapa bodi jalan yang ada.
Bukan hanya merusak pemandangan di kota, namun juga mengancam keselamatan
para pengendara yang melintasinya.Tak sedikit pula kondisi tiang PLN yang
hampir rebah turut mengancam rumah warga.
Erik warga Kampung baru
Kelurahan Selatpanjang Selatan mengesalkan keberadaan tiang PLN tersebut,
dirinya meminta PLN untuk pro aktif menjaga keberadaan tiang- tiang milik
mereka.
“ kalau kita lihat
kondisi tiang listrik milik PLN ini sudah tidak layak lagi, apalagi posisinya
yang berada di bodi jalan juga akan mengancam keselamatan warga berkendaraan
melintasi jalan tersaebut” katanya .
Erik meminta PLN untuk
memindahkan tiang listrik itu dan juga harus meremajakan sambungan jaringan.
“ kita minta PLN untuk peduli
akan aset milik mereka apalagi untuk mengantisipasi terjadi turun naik arus
akibat sambungan jaringan milik PLN yang terlalu kusut, jika tidak akan
mengancam keselamatan jiwa dan rumah milik warga” harapnya.
Camat Tebing Tinggi Drs
Asrorudin Msi juga telah menyurati dan melaporkan hal tersebut ke Distamben
Meranti untuk di koordinasikan ke pihak PLN.
“ kita semua bisa
melihat kondisi tiang listrik milik PLN yang masih memakan bodi jalan raya
hamper semeter lebih. Hal ini selain merusak keindahan dan pemandagan juga
menjadi ancaman bagi masyarakat yang melewat jalan tersebut” kata Camat.
Dirinya mengharapkan Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kabupaten Kepulauan Meranti dapat mengkoordinasikan program pemindahan tiang listik yang berdiri di badan jalan kepada pihak PLN Rayon Selatpanjang.
"Ini sejak lama menjadi perhatian kami, agar keberadaan infrastruktur kelistrikan di Kota Selatpanjang bisa enak dipandang mata, serta tidak membahayakan pengguna jalan. Kami harapkan Distamben dapat mengkoordinasikan dengan PLN," kata Camat.
Menurutnya, keberadaan tiang listrik di badan jalan menyebabkan kesemrautan wajah Kota ini. Kabel-kabel listrik yang kurang terpasang rapi diatasnya, juga dapat mengancam keselamatan masyarakat Ibukota Kabupaten Kepulauan Meranti.(don)
Dirinya mengharapkan Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kabupaten Kepulauan Meranti dapat mengkoordinasikan program pemindahan tiang listik yang berdiri di badan jalan kepada pihak PLN Rayon Selatpanjang.
"Ini sejak lama menjadi perhatian kami, agar keberadaan infrastruktur kelistrikan di Kota Selatpanjang bisa enak dipandang mata, serta tidak membahayakan pengguna jalan. Kami harapkan Distamben dapat mengkoordinasikan dengan PLN," kata Camat.
Menurutnya, keberadaan tiang listrik di badan jalan menyebabkan kesemrautan wajah Kota ini. Kabel-kabel listrik yang kurang terpasang rapi diatasnya, juga dapat mengancam keselamatan masyarakat Ibukota Kabupaten Kepulauan Meranti.(don)
Pusat Bantu Meranti Satu Set Mesin Pengolahan Pangan Sagu
SELATPANJANG
(Rakyat Riau) – Kabupaten Kepulauan Meranti kembali terperhatikan oleh pusat
khususnya di bidang ketahanan pangan. Kali ini bentuk bantuan yang di berikan
pusat melalui anggaran APBN 2015 berbentuk satu set pengolahan pangan sagu yang
kini sudah di terima Pemerintah Meranti melalui dinas terkait.
Bantuan satu set mesin pengolahan
pangan sagu tersebut terdiri dari mesin adonan, tempat memasak (oven), mesin
pembuat mie, mesin genset dan uang tunai untuk pembelian bahan baku.
Kepala dinas Pertanian dan
Perternakan Kabupaten Kjepulauan Meranti Drs Julian Norwis melalui Kepala
bidang ketahan pangan Asrul Meldi membenarkan adanya bantuan tersebut, bahkan
bantuan ini sudah di serahkan kepada kelompok industri rumah tangga (IRT) yang
berada di Desa Banglas Kecamatan Tebing Tinggi.
“ Alhamdulillah usulan
bantuan pengelolaan bahan pangan sagu di terima pusat dan kini bantuan itu
sudah kita terima” Kata Asrul Kamis (3/12) kemarin
Dirincikan Asrul, bantuan
tersebut sudah di terima dalam bentuk barang dan uang. “ masing masing bantuan
dalam bentuk barang ialah Mesin adonan , mesin genset, tempat memasak atau
Oven, mesin pembuat mie dan bantuan dalam bentuk uang yang diteruntukan
membeli bahan baku” ungkapnya
Menurutnya, bantuan yang
diberikan pusat ini tidak putus sampai disini ada beberapa tahap lagi bantuan
akan di kirimkan ke Meranti.
“ Bantuan pusat ini ada
beberapa tahap, kedepan akan ada susulan bantuan yang sama yang di kirimkan ke
daerah kita untuk memenuhi dan mendukung usaha industri rumah tangga yang ada
di beberapa wilayah kecamatan lainnya” pungkasnya. (don)
Hingga
Kini, Buta Aksara di Desa Sesap Belum Mendapat Perhatian
SELATPANJANG
(Rakyat Riau) – Ilmu tulis menulis dan membaca (Buta aksara) masyrakat Desa
Sesap masih tergolong rendah bahkan sama sekali tidak mengetahui abjad dan cara
menulis serta mengeja. Kondisi buta aksara masyrakat mayoritas dari suku Akit
Sesap ini hingga kini belum mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah
kabupaten kepulauan meranti.
Masih minimnya perhatian bagi
dunia pendidikan khusus pengetasan buta aksara dari pemerintah daerah turut di
katakan kepala desa Sesap Salmon, dirinya heran sampai hari ini belum ada
realisasi untuk pengetasan buta akasara di desa sesap. padahal, tercatat 80
persen masyrakat tergolong dalam buta aksara.
“ Masyarakat kita banyak
yang tidak pandai tulis menulis dan membaca, hal ini menyebabkan pula sulitnya
interaksi komunikasi antar masyrakat dan kalangan pemerintah. Semestinya ada
program pemerintah daerah dalam upaya pengetasan buta aksara ini sehingga
kebuntuan persoalan ini dapat terpecahkan, setidaknya ada solusinya dari
pememrintah sehingga persoalan buta aksara di desa sesap ini berkurang dan
terselesaikan” kata Kades baru baru ini
Menurut Kades, rata rata
masyrakat desa sesap yang ber-suku Asli ‘akit’ tersebut tidak dapat menulis dan
membaca, ketersedian pengajar dan buku pendaping cara menulis dan membaca
juga turut menjadi sebab masyrakatnya menjadi minim akan pengetahuan menulis
dan membaca tersebut.
“ Kita berharap kepada pemerintah peduli akan keterbatasa masyrakat dalam
menulis dan membaca ini, kita minta ada semacam program pengetasan buta aksara,
bukan hanya itu saja kita minta juga adanya pustaka desa sehingga akan dapat
menumbuhkan minat baca masyrakat” Kata Salmon.(don)
Masyarakat Miskin di Meranti Masih Banyak
SELATPANJANG (Rakyat Riau)
–Kemiskinan di Kabupaten Kepulauan Meranti masih mengguritai masyarakat.
Kabupaten Paling miskin di Provinsi Riau itu kini butuh solusi pasti dalam
upaya mengurangi angka kemiskinan yang ada. Kehidupan masyarakat dengan mata
pencarian seadanya dan minimnya rumah layak huni juga turut membayangi daerah
ber pulau pulau yang juga gugus terluar Indonesia tersebut.
Kemiskinan yang membayangi
daerah pemekaran kabupaten Bengkalis ini belum dapat lepas dari kata miskin dan
belum sempat mengecap kesejahteraan, hal itu di buktikan pula dengan tingginya
angka pengangguran dan terbatasnya ketersediaan lapangan pekerjaan, sejauh ini
perusahaan luar yang berinvestasi di Meranti belum mampu merekrut tenaga kerja
lokal hal itu terbukti pada perusahaan minyak lepas pantai PT Energi Mega
Persada (EMP) Malacca Strait yang beroperasi di Pulau Padang berikut juga
dengan PT RAPP dan PT Nasional Sagu Prima yang masih minim merekrut tenaga
kerja lokal.
Anggota DPRD Provinsi Riau H
Muhammad Adil SH tak menepis tingkat kesejahteraan masyarakat di Meranti masih
jauh tertinggal dengan daerah daerah lainnya di Provinsi Riau bahkan Indonesia,
dirinya menyebutkan kondisi kemiskinan di meranti akan terus berlanjut jika
pemerintah daerah tidak melakukan sebuah gebrakan dalam mengetaskan dan
meperkecil tingkat kemisnan tersebut
“ Berbicara tingkat
kesejahteraan di Kepulauan meranti masih sangat jauhlah, kantong kantong
kemiskinan masih banyak berada di Meranti khususnya di daerah kawasan terpencil
dan kawasan pesisiran Meranti terpotret masih hidup serba seadanya” kata
politisi dari Partai Hanura tersebut.
Menurutnya, kondisi itu terjadi
karena letak meranti yang sejak dahulu jauh dari pusat Ibu Kabupaten, hingga
kini sudah menjadi Kabupaten sendiri lepas dari Bengkalis PR Berat tersebut
harus segera di tuntaskan oleh pemerintah daerah.
“ Banyak sebab yang
mengakibatkan angka kemiskinan di Meranti dan ini meski segera di atasi dan di
carikan solusinya oleh Pemerintah daerah. Pemkab Meranti harus segera
memprioritaskan program program ekonomi kerakyatan dan program yang langsung
bersentuhan dengan pengetasan kemiskinan tersebut, jika program tepat sasaran
maka akan terwujud dan sebaliknya jika tidak tercapai maka persoalan kemiskinan
akan sulit di tekan” ungkapnya. (don)
FK3 Senantiasa Kontrol
Pelayanan Kesehatan di Meranti
SELATPANJANG
(Rakyat Riau) – Kesehatan masyarakat sangat penting dan mesti di perhatikan
secara continue, Forum Komunikas Kader Kesehatan (FK3) Kabupaten Kepulauan
Meranti turut memfokuskan perhatian dengan menstranformasikan kesehatan
agar pandangan kesehatan di kalangan masyarakat turut di jadikan faktor utama
yang perlu di jaga.
Kesehatan tak kalah pentingnya
dengan materi yang selama ini menjadi kebutuhan masyarakat, andai kata
kesehatan di sepelekan maka materi pun akan sulit untuk di peroleh. Maka dari
itu kesehatan paling utama yang mesti di di perhatikan oleh masyarakat itu
sendiri.
Ketua FK3 Kabupaten Kepulauan
Meranti dr Misri Hasanto menyebutkan organisasi yang di naunginya akan siap
mencari solusi di bidang kesehatan di Masyarakat, forum ini pun diu yakininya
mampu mengatasi segala bidang kesehatan di lingkungan masyarakat.
“ alhamdulilla
keberadaaN FK3 telah memberikan satu tambahan membantu dunia kesehatan di
meranti, hal ini terbukti dengan peningkatan angka kesehatan dan berkurangnya
angka kesakitan di Masyarakat” kata Misri
Menurutnya, FK3 bukan
hanya berdiri di ibu kota Kabupaten saja, bahkan keberadaan FK3 sudah terbentuk
ke seluruh kecamatan yang ada di meranti. Kontrol kesehatan dan sosialisasi
kesehatan di lingkungan masyarakatpun di gencar sehabis habisnya, bahkan forum
FK3 berdiri dengan da swadaya sendiri dan penggalangan dana melalui arisan yang
di lakukan setiap 3 Bulan sekali.
“ alhamdulillah dengan
kegiatan rutin arisan FK3 yang di adakan setiap 3 Bulan sekali dapat
mengaktifkan forum ini dan berpengaruh besar bagi dunia kesehatan di Meranti,
kita berharap ini terus dapat dilanjutkan dan di dukung semua pihak, agar dunia
kesehatan yang berkualitas di tengah masyrakat dapat tercipta sesuai keinginan
dan visi FK3” ungkapnya. (don)