Senin, 20 Mei 2013





BUPATI : Buah Perepat Terus di Inovasikan Menjadi Produk
Dekranasda Lounching Sirup Manggrove Buah Perepat
SELATPANJANG (Rakyat Riau) – Siapa sangka jika Buah Perepat yang hidup di kawasan pesisir pantai ini dapat di jadikan bahan sirup bernilai cita rasa tinggi. Dekranasda Kabupaten Kepulauan Meranti melalui hasil kerajinan masyarakat menginovasikan buah Perepat ke dalam minuman sirup kemasan. Sirup Manggrove yang di produksi perdana sebanyak 500 Botol tersebut di prediksi akan menembus pasar pasar yang ada.
            Dalam sambutan Ketua Dekranasda Kabupaten Kepulauan Meranti Nirwana Sari menyebutkan sirup manggrove awalnya merupakan hasil kerajinan masyarakat di pulau rangsang yang digunakan untuk kepentingan pribadi. Melihat potensi besar tersebut Dekranasda mendorong sirup manggrove dalam bentuk produk bernilai jual.
            “ potensi manggrove dari buah Perepat ini sejak lama sudah kita pantau, masyrakat setempat mengolah buah perepat ini menjadi bentuk campuran minuman yang hanya di konsumsi untuk keluarga atau di saat mereka mengadakan pesta. Melihat potensi tersebut Deskranasda menginovasikan minuman tradisonal masyrakat ini kedalam minuman sirup yang memiliki kemasan yang menarik dalam bentuk kemasan botol” ujar Nirwana
            Menurutnya, Sirup Manggrove yang di berikan nama Produk Sirup Manggrove Lestari ini akan mudah di terima pasaran, karena nilai cita rasa yang tinggi serta nilai gizi  yang terkandung di dalam sirup manggrove kaya dengan vitamin A,C,E,B2 dan Natrium.  
            “ Kita optimis produk ini akan berkembang dan mudah menembus bangsa pasar yang ada, untuk itu kita komitmen akan terus melakukan berbagai usaha dalam mengembang besar pemasaran dan produksi sirup mangrove Lestari. Saat ini produk sirup manggrove sudah mulai dipasarkan melalui gerai Dekranasda Kabupaten Kepulaauan Meranti yang terletak dijalan Kesehatan Selatpanjang”Terangnya
            Sementara itu Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti Drs Irwan Msi dalam sambutan pada lounching menyebutkan apresiasinya bagi masyrakat dan Dekranasda Kepulauan Meranti yang telah berupaya menciptakan Produk kemasan sirup Manggrove. Produk sirup Manggrove ini merupakan suatu terobosan yang patut di dukung oleh semua pihak termasuk pemerintah kabupaten Kepulauan Meranti.
              Apresiasi yang tinggi saya ucapkan kepada masyrakat dan dekranasda Kepulauan Meranti yang telah  menciptakan produk minuman sirup Manggrove. Produk ini juga sekaligus mengawali produk khas dari Meranti, ini adalah ikonnya meranti dan kepada seluruh instansi SKPD dapat hendaknya mendukung  sirup manggrove ini dengan selalu menampilkan dan menghidangkan minuman khas manggrove kepada tamu daerah maupun dalam kegiatan apapun di meranti mesti menyajikan minuman ini sehingga dapat mempercepat di ketahui oleh orang banyak” ucap bupati yang juga berjanji akan membantu mencarikan bangsa pasar Sirup Manggrove. (don)
#Kinerja Kades Tidak Membaik
Diklat Ke IPDN Jatinangor Dianggap Mubazir

SELATPANJANG (Rakyat Riau) - Sejumlah kalangan di Kabupaten Kepulauan Meranti menilai kegiatan Diklat para Kades, Lurah dan Camat ke IPDN Jatinangor tidak memberikan dampak peningkatan kinerja. Karena setelah mengikuti Diklat pertama November 2011 lalu, banyak Kades yang didemo masyarakat hingga berujung pemecatan oleh Bupati.

            Keberangkatan 110 orang Kades, Lurah dan Camat yang disoroti oleh banyak kalangan itu, tidak hanya karena akan melumpuhkan tanggungjawab pelayanan bagi masyarakat, namun juga dinilai akan memboroskan anggaran daerah sebesar hingga Rp 700 Juta lebih di dalam APBD Kabupaten Kepulauan Meranti 2013.
            “ Bila dilakukan evaluasi terhadap hasil keberangkatan Diklat pertama pada bulan November tahun 2011 lalu, tidak banyak hal yang menggembirakan yang bisa dilihat pada kinerja para Kepala Desa, Lurah dan Camat yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti. “Bahkan sebaliknya, banyak Kades yang di demo oleh masyarakatnya hingga berujung pemecatan oleh Bupati,” ungkap Jefri warga selatpanjang Menkritik.

            Menurutnya, kegiatan Diklat para Kades, Lurah dan Camat ke IPDN Jatinangor juga akan menjadi awal kerusakan pengelolaan administrasi ADD disetiap Desa. Apalagi sampai rencana jadwal keberangkatan pada Selasa 21 Mei 2013 nanti, masih banyak desa yang belum mencairkan Alokasi Dana Desa yang diperuntukkan bagi masyarakat di desanya masing-masing.

            “Para Kades itu tentunya akan menghabiskan waktu untuk berpelesiran dan berbelanja disana. Uang dari mana yang mau mereka korek kalau bukan dari ADD?. Kalau dihitung anggaran perjalanan dinas Kades itu berapalah nilainya, paling-paling mereka terpaksa mengambil anggaran yang bukan peruntukannya, yang pada akhirnya nanti akan dipertanyakan lagi oleh masyarakat,” ucapnya.(don)