Dekranasda Lounching Sirup Manggrove Buah Perepat
SELATPANJANG (Rakyat Riau) – Siapa sangka jika Buah
Perepat yang hidup di kawasan pesisir pantai ini dapat di jadikan bahan sirup
bernilai cita rasa tinggi. Dekranasda Kabupaten Kepulauan Meranti melalui hasil
kerajinan masyarakat menginovasikan buah Perepat ke dalam minuman sirup
kemasan. Sirup Manggrove yang di produksi perdana sebanyak 500 Botol tersebut
di prediksi akan menembus pasar pasar yang ada.
Dalam sambutan Ketua Dekranasda
Kabupaten Kepulauan Meranti Nirwana Sari menyebutkan sirup manggrove awalnya merupakan
hasil kerajinan masyarakat di pulau rangsang yang digunakan untuk kepentingan
pribadi. Melihat potensi besar tersebut Dekranasda mendorong sirup manggrove
dalam bentuk produk bernilai jual.
“ potensi manggrove dari buah Perepat
ini sejak lama sudah kita pantau, masyrakat setempat mengolah buah perepat ini
menjadi bentuk campuran minuman yang hanya di konsumsi untuk keluarga atau di
saat mereka mengadakan pesta. Melihat potensi tersebut Deskranasda
menginovasikan minuman tradisonal masyrakat ini kedalam minuman sirup yang
memiliki kemasan yang menarik dalam bentuk kemasan botol” ujar Nirwana
Menurutnya, Sirup Manggrove yang di
berikan nama Produk Sirup Manggrove Lestari ini akan mudah di terima pasaran,
karena nilai cita rasa yang tinggi serta nilai gizi yang terkandung di dalam sirup manggrove kaya
dengan vitamin A,C,E,B2 dan Natrium.
“ Kita optimis produk ini akan
berkembang dan mudah menembus bangsa pasar yang ada, untuk itu kita komitmen
akan terus melakukan berbagai usaha dalam mengembang besar pemasaran dan
produksi sirup mangrove Lestari. Saat ini produk sirup manggrove sudah mulai
dipasarkan melalui gerai Dekranasda Kabupaten Kepulaauan Meranti yang terletak
dijalan Kesehatan Selatpanjang”Terangnya
Sementara
itu Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti Drs Irwan Msi dalam sambutan pada
lounching menyebutkan apresiasinya bagi masyrakat dan Dekranasda Kepulauan Meranti
yang telah berupaya menciptakan Produk kemasan sirup Manggrove. Produk sirup
Manggrove ini merupakan suatu terobosan yang patut di dukung oleh semua pihak
termasuk pemerintah kabupaten Kepulauan Meranti.
“
Apresiasi yang tinggi saya ucapkan kepada masyrakat dan dekranasda
Kepulauan Meranti yang telah menciptakan
produk minuman sirup Manggrove. Produk ini juga sekaligus mengawali produk khas
dari Meranti, ini adalah ikonnya meranti dan kepada seluruh instansi SKPD dapat
hendaknya mendukung sirup manggrove ini
dengan selalu menampilkan dan menghidangkan minuman khas manggrove kepada tamu daerah
maupun dalam kegiatan apapun di meranti mesti menyajikan minuman ini sehingga
dapat mempercepat di ketahui oleh orang banyak” ucap bupati yang juga berjanji
akan membantu mencarikan bangsa pasar Sirup Manggrove. (don)
#Kinerja Kades Tidak
Membaik
Diklat Ke IPDN Jatinangor Dianggap Mubazir
SELATPANJANG (Rakyat Riau) - Sejumlah kalangan di Kabupaten Kepulauan
Meranti menilai kegiatan Diklat para Kades, Lurah dan Camat ke IPDN Jatinangor
tidak memberikan dampak peningkatan kinerja. Karena setelah mengikuti Diklat
pertama November 2011 lalu, banyak Kades yang didemo masyarakat hingga berujung
pemecatan oleh Bupati.
Keberangkatan
110 orang Kades, Lurah dan Camat yang disoroti oleh banyak kalangan itu, tidak
hanya karena akan melumpuhkan tanggungjawab pelayanan bagi masyarakat, namun
juga dinilai akan memboroskan anggaran daerah sebesar hingga Rp 700 Juta lebih
di dalam APBD Kabupaten Kepulauan Meranti 2013.
“
Bila dilakukan evaluasi terhadap hasil keberangkatan Diklat pertama pada bulan
November tahun 2011 lalu, tidak banyak hal yang menggembirakan yang bisa
dilihat pada kinerja para Kepala Desa, Lurah dan Camat yang ada di Kabupaten
Kepulauan Meranti. “Bahkan sebaliknya, banyak Kades yang di demo oleh
masyarakatnya hingga berujung pemecatan oleh Bupati,” ungkap Jefri warga
selatpanjang Menkritik.
Menurutnya,
kegiatan Diklat para Kades, Lurah dan Camat ke IPDN Jatinangor juga akan
menjadi awal kerusakan pengelolaan administrasi ADD disetiap Desa. Apalagi
sampai rencana jadwal keberangkatan pada Selasa 21 Mei 2013 nanti, masih banyak
desa yang belum mencairkan Alokasi Dana Desa yang diperuntukkan bagi masyarakat
di desanya masing-masing.
“Para
Kades itu tentunya akan menghabiskan waktu untuk berpelesiran dan berbelanja
disana. Uang dari mana yang mau mereka korek kalau bukan dari ADD?. Kalau
dihitung anggaran perjalanan dinas Kades itu berapalah nilainya, paling-paling
mereka terpaksa mengambil anggaran yang bukan peruntukannya, yang pada akhirnya
nanti akan dipertanyakan lagi oleh masyarakat,” ucapnya.(don)