Belum Di Jangkau Pemerintah
Buta Aksara Masih Banyak di Desa Sesap
SESAP (Rakyat aRiau) –
Sampai hari ini Program Pemerintah Pusat dalam memberantas Buta aksara belum
tercapai maksimal, hal ini di buktikan masih banyaknya masyrakat di kabupaten
Kepulauan Meranti seperti Masyrakat di Desa Sesap yang tidak dapat membaca dan
menulis.
Desa Sesap yang mayoritas 80 persen di
duduki masyrakat suku Akit ini memang terdata belum banyak yang mengenal huruf
dan angka apalagi soal tulis menulis, akan hal ini mengakibatkan Sumber dayam
Manusia (SDM) Masyrakatnya masih terhitung rendah dan jauh akan kesejahteraan
dari segi perekonomian.
Kepala Desa Sesap Salomon menyebutkan desa
Sesap di huni lebih dari 600 kepala keluarga 80 persen diantaranya merupakan dari suku asli Akit. Suku akit sesap
yang terisolir menyebabkan rendahnya kesadaran untuk mengecap ilmu pendidikan sehingga
menyebabkan banyak yang tidak memahami baca tulis atau buta aksara
“
Mayoritas buta aksara di dominasi oleh suku akit desa sesap, terdata
kebanyakan dari mulai usia 40 tahun hingga usia lanjut, hal ini sudah didata
pula pemerintah daerah namun belum mendapat bantuan untuk guru sehingga belum
ada proses belajar mengajar khusus buta aksara ini” ujar Kades
Namun kades tidak menepis dari Koramil
Tebing Tinggi melalui programnya pengetasan buta aksara telah ada berkontribusi
dalam upaya mengetaskan buta aksara di desa Sesap.
“ Selasa (16/9) kemarin baru saja
kegiatan pelatihan bagi buta aksara di desa sesap dilakukan, ada 30 orang yang
menjadi peserta saat itu. sedangkan tercatat untuk buta aksara di desa ada
sekitar 60 orang lebih yang tidak mengetahui baca tulis ini” ungkap Kades.
Dengan
kondisi tersebut Kades berharap kepada Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti
melalui dinas terkait dapat memperhatikan kondisi masyrakat desa sesap saat
ini, setidaknya adanya pelatihan secara rutin untuk melakukan proses belajar
mengajar dalam rangka pengentasan buta aksara, selain itu agar dapat di bangun
pustaka umum khusus bagi masyrakat desa Sesap dalam upaya menarik minat baca
masyarakat suku asli.