Minggu, 04 Maret 2012




Bupati : Pelaksanaan Proyek Fisik Mesti mengacu Bestek

SELATPANJANG (Rakyat Riau) -Realisasi pembangunan proyek fisik di Kabupaten Kepulauan Meranti yang dilakukan oleh rekanan  mesti mengekedepankan pelaksanaan proyek sesuai bestek. Jika telah mengacu sesuai bestek tentu akan menciptakan hasil sebuah pengerjaan yang mampu bertahan dalam jangka waktu yang lama

            `harapan itu diungkapkan Bupati Kepulauan Meranti, Drs Irwan MSi, di dalam kunjungan kerjanya meninjau sejumlah pekerjaan proyek fisik tahun 2011 di daerah ini. Bupati menegaskan, Pemkab Kepulauan Meranti tidak ingin nantinya disalahkan oleh masyarakat atas rendahnya kualitas fisik proyek yang dikerjakan oleh rekanan.

“Hal ini harus menjadi perhatian oleh seluruh rekanan proyek fisik di Kabupaten Kepulauan Meranti. Kami tidak akan menerima pengerjaan proyek rekanan yang dinilai sudah keluar dari ketentuan besaran teknis (Bestek) yang sudah ditetapkan. Jangan nanti penyesalan masyarakat muncul karena rendahnya kualitas proyek yang dikerjakan rekanan,” ingat Bupati Irwan.

Dikatakan Bupati, bila pengerjaan proyek fisik itu sudah dilaksanakan sesuai dengan bestek yang ditetapkan, maka diyakini proyek tersebut sudah berjalan optimal dan tidak menjadi masalah pada tahun berikutnya.

“Paling tidak pembangunan proyek fisik itu baru akan dibenahi lagi dalam waktu jangka panjang, tidak setiap tahun ditambal sulam. Karena kalau pengerjaan proyek itu memang dikerjakan sesuai Bestek, maka setidaknya baru akan dibenahi lagi dalam waktu 10 sampai 20 tahun kedepan. Kalau sudah menyimpang dari bestek, maka tentunya tidak akan bertahan lama,” ungkapnya.

Wajib Pasang Plang Informasi Proyek

Selain itu Bupati juga mengingatkan, semua proyek fisik yang dikerjakan oleh rekanan wajib memasang papan plang informasi lengkap tentang pelaksanaan proyek. Hal ini dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sehingga masyarakat sekitar pelaksanaan proyek tersebut bisa mengetahui, dan mengawasi kualitas pengerjaan proyek itu.

“Saya tidak ingin ada muncul istilah ‘Proyek Siluman’. Pemasangan papan Informasi proyek ini bertujuan agar masyarakat bisa ikut mengetahui perlaksanaan proyek pembangunan dilingkungannya, serta juga dapat mengawasi kualitas pengerjaan proyek tersebut,” tegas Bupati.

Beberapa proyek fisik yang intens menjadi perhatian pada peninjauan Bupati Irwan ke lapangan baru-baru ini, seperti pembangunan fisik semenisasi jalan yang terletak disebelah Kantor Bupati Kepulauan Meranti, penimbunan base badan jalan yang menghubungkan akses dari Dusun Semulut ke Desa Sungai Tohor Kecamatan Tebing Tinggi Timur dan jalan poros yang menghubungkan Kota Selatpanjang ke Kampung Balak Kecamatan Tebing Tinggi Barat.(don)

# Perlu Penertiban
Pasar Tumpah Imam Bonjol Ganggu Pengguna Infrastruktur Umum
Selatpanjang (Rakyat Riau) -  Pasar tumpah berlokasi di kisaran jalan Imam Bonjol Selatpanjang setiap paginya amat menganggu para pengguna jalan. Terganggunya para pengguna jalan tersebut diakibatkan keberadaan pasar tumpah ini memakan badan jalan umum tersebut.
            pukul 06.00 Wib hingga pukul 11.00 Wib pada waktu itulah operasi perniagaan di  pasar tumpah dimulai. Tidak kalah dengan pasar tradisional lainnya, pasar tumpah juga menjaja kan segala macam kebutuhan pokok sehari hari. Jadi tak heran jika pasar tumpah ini turut di minati oleh sejumlah masyarakat yang kebanyak dari suku Thiong Hoa.
            Beberapa diantara suka dengan keberadaan pasar tumpah ternyata lebih banyak yang merasa terganggu akibat operasi pasar tersebut. Hal ini dirasakan Para pengguna jalan yang melewati imam bonjol mulai dari simpang jalan Ismail hingga Simpang Jalan Kartini. Diantaranya mengaku keberadaan pasar tumpah perlu segera penertiban oleh pemerintah Daerah.
            Salah satu diantara pengguna jalan kepada Rakyat Riau menceritakan bahwa keberadaan pasar tumpah sangat tidak layak ada di sekitaran jalan imam bonjol. “ sagat tidak layak dan efektif keberadaan pasar tumpah tersebut di sekitaran jalan imam bonjol. Hal ini selain akan mngganggu para pengguna jalan juga akan menganggu keindahan dan kebersihan dilingkungan jalan tersebut”  ujar pendi warga Kampung Baru Selatpanjang Selatan.
            Di harapkan pendi, keberadaan pasar tumpah dapat secepatnya menjadi perhatian pemerintah daerah terkhususnya dinas pasar Meranti. paling tidak dapat ditertibkan para pedagang yang berjualan tersebut lalu dicarika solusi bagi para pedagang untuk pemindahan ke pasar sandang pangan atau pasar baru. Harapnya.
            Menurutnya tidak ada untungnya pasar tumpah tersebut di pertahankan, “retribusi pasar tersebut sejauh ini tidak jelas keberadaanya dan terindikasi di manfaatkan sekelompok tertentu saja. Ini sangat perlu di bidik oleh pemerintah yang selama ini kecolongan terkait retribusi pasar tumpah tersebut” pungkasnya. (don)
-----------------------


Usaha Ternak Lele Jumbo Mulai Banyak di Minati Masyarakat Meranti
MERANTI (Rakyat Riau) – Sebagai usaha sampingan, usaha ternak lele tidak kalah menjanjikan keuntungannya. Selain tidak begitu membutuhkan  modal yang besar, menghidupkan ikan lele ini juga tidak terlalu sulit baik mulai dari pembenihan hingga layak dipasarkan. Kegiatan usaha kecil itu saat ini sudah banyak dilirik para masyrakat di Kabupaten Kepulauan Mer anti terutama di kota Selatpanjang.
            Selain mengerjakan pekerjaan pokok sehari hari, Masyarakat mulai menitik  kearah kerja sampingan. Hal ini akan menambah waktu aktifitas kerja juga dapat membantu perekonomian keluarga dari keuntungan penjualan ikan ikan di pasaran. Budidaya benih yang di datangkan selain dari lokal sebahagian datang luar kota.
            Salah satu dari sekian pertenak lele jumbo, Rayan saat di jumpai Rakyat Riau di kediamannya jalan Mesjid Taqwa Gg Kemboja Selatpanjang, pemuda melayu itu  dengan nada lepas  mengatakan saat ini ternak lele miliknya sudah mencapai 6000 ekor benih dengan keuntungan yang lumayan.
            “ usaha ternak lele jumbo sudah saya jalani sejak kurang lebih satu tahun ini, mulai masuk pertama kali benih hanya 500 ekor dengan fasilitas satu kolam, seterusnya terus bertambah dan meningkat hingga berjumlah 6000 ekor dengan 6 kolam berukuran berbeda. Untuk hasilnya lumayan menambah pendapatan keluarga” ujarnya optimis  usaha milikya akan terus berkembang besar
            Ungkapan yang sama juga dituturkan Hasdi warga jalan Kemuning Selatpanjang, peternak ikan lele yang juga berprofesi sebagai ABK salah satu Kapal di selatpanjang ini mengatakan. Usaha ternak lele saat ini di selatpanjang sudah mulai banyak di gemari dan menjamur di mana mana, dirinya juga tidak keberatan jika akan banyak lagi usaha ini diminati masyarakat. Karena disebutkannya keuntungannya sangat lumayan sekali. Dan tidak terlalu rumit dalam mengembang-biakan ikan lele.(don)
----------------
BERITA TIGA
Sektor Perkebunan Sagu Salah-satu Andalan Kecamatan T3
TEBING TINGGI TIMUR (Rakyat Riau) – Perkebunan sagu yang hampir menyelimuti sebagian dari luas wilayah kecamaatan Tebing Tinggi Timur membuat sektor ini menjadikan unggulan di kecamatan termuda di kabupaten meranti ini. Dengan keberadaan perkebunan sagu ini, kedepannya diharapkan dapat menjadi salah satu objek wisata di kabupaten Meranti.
            Keberadaan perkebunan sagu di Kecamatan Tebing Tinggi Timur yang tersebar keseluruh desa desa jika mana dijadikan objek wisata akan sangat unik dan indah untuk dinikmati para pendatang dari daerah luar. Bukan hanya Perkebunan sagu namun kilang kilang sagu sebagai pengolahan batang sagu menjadi sagu ini juga turut sedap yang mempunyai nilai tersendiri jika di tontonkan kepada pengunjung daerah.
            Sekretaris Kecamatan Tebing Tinggi  Timur Helfandi SE Msi menyebutkan keberadaan potensi sagu yang dimiliki kecamatan Tebing Tinggi Timur  ini cukup layak dijadikan sebagai salah satu potensi wisata di Kabupaten Kepulauan Meranti.
            “ dengan potensi perkebunan dan penghasilan sagu terbesar di Meranti, kita berharap dapat nantinya kecamatan T3 ini di jadikan sebagai salah satu objek wisata oleh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti” ungkap Pria yang kerap disapa Iin ini
             Dilanjutkannya,  salah satu daya tarik karena banyak hal yang tidak diketahui orang bagaimana pengolahan  pohon sagu (Rumbia) tersebut dapat menjadi suatu bahan makanan yang dapat di olah menjadi beragam jenis makanan yang lezat dan mempunyai nilai
jual tinggi. keunikan dan cirikhas makanan sagu dan tata cara pengolahan bahan baku sagu menjadi beragam jenis makanan dapat dijadikan sebuah potensi besar bagi objek wisata daerah di kabupaten meranti, kenapa demikian sagu mentah menjadi sagu jadi(mie sagu,
lempeng,tempoyak,sempolet) dan lain sebagainya merupakan ciri khas daerah ini sejak ratusan tahun yang lalu. Dan jika di nilai sektor ini sangat patut dijadikan sebagai salah satu objek wisata yang menarik di meranti. sebutnya. (don)
-----------------------

# Mulai Pendataan Jamkesda
Kuota Untuk Kelurahan Selatpanjang Selatan 1745 Jiwa
SELATPANJANG (Rakyat Riau) – Untuk memastikan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) di peroleh bagi keluarga kurang mampu, Pemerintah kelurahan telah melakukan pendataan yang di perbantu oleh pihak RW dan RT dilingkungan Selatan. Adapun kelurahan Selatpanjang Selatan menerima jatah kuota sebanyak 1754 jiwa jaminan kesehatan.
            Hal itu di ungkapkan oleh Lurah Selatan H Karim HZ SH kepada Rakyat Riau Minggu (4/3) di Kediamannya. Di ungkapkannya lagi pihakya diperbantu pihak Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT) saat ini terus melakukan pendataan terhadap keluarga kurang mampu yang berhak mendapatkan Jamkesda.
            “ untuk mendapatkan hasil dari kriteria yang wajib memperoleh Jamkesda, maka perlu harus dilakukan pendataan yang maksimal terhadap keluarga kurang mampu di kelurahan selatpanjang selatan. Saat ini pendataan tersebut tengah di jalani dilingkungan masing masing oleh RW dan RT. Dan diharap dapat terlaksana dengan baik” Ujar H. Karim.
            Kepada Masyarakat, lurah turut menghimbau agar dapat bekerjasama dan berpartisipasi dalam melancarkan pendataan. Sehingga berjalan cepat dan tepat. “ kita ingin semua proses pendataan terkait jamkesda di di wilayah selatpanjang Selatan berjalan cepat dan tepat dan hal ini sangat di perlukan kerjasama dan dukungan oleh masyarakat agar tercapai maksimal” harap Lurah. (don)
-------------------------
BERITA LIMA
# Bersumber dari Dana ADD 2011
Jembatan  Dusun II Teluk Ketapang Belum Juga Rampung
TELUK KETAPANG (Rakyat Riau) – Jembatan Penghubung yang berada di Dusun II Desa Teluk Ketapang sampai sejauh ini belum dapat di pergunakan masyrakat setempat. Belum di manfaatkannya jembatan tersebut dikarenakan pengerjaannya belum rampung. Padahal keberadaan jembatan tersebut sangat di idam idamkan masyrakat setempat.
            Meski bersumber dari aliran Alokasi Dana Desa (ADD) tahun 2011 yang memakan dana sebesar Rp 54 Juta belum dapat juga menuntaskan pengerjaan jembatan berukuran 3 x 10 meter tersebut. Alhasil masyarakat sangat kesulitan melewati akses jalan tersebut.
            Mantan Kepala Dusun II Airzurin kepada Rakyat Riau Minggu (4/3) kemarin menuturkan bahwa keberadaan jembatan tersebut sangat diharapkan cepat selesai namun hingga saat ini kondisinya belum juga selesai di kerjakan. Padahal jembatan tersebut merupakan kebutuhan masyrakat dalam menyebrangi ke dusun I Desa Teluk Ketapang
            “ kita sangat berharap pengerjaan jembatan ini dapat di tuntaskan, sehingga fungsinya dapat di lintasi. Jembatan pancang itu adalah salah satu urat nadi penghubung antara dua dusun” ujarnya
            Dikatakanya lagi, untuk sementara masyarakat  jika mau menyeberangi harus melewati jalur sulit dan sangat tidak nyaman sekali dengan mnggunakan jembatan kayu lebar Satu meter, ” jembatan kayu sementara yang dibuat tidak begitu nyaman dilalui, karena sudah ada tiga kali yang terjatuh saat melewatinya” tutupnya .
            Sementara itu Kepala Desa Teluk Ketapang saat ditemui, tidak diketahui keberadaannya dan saat di hubungi melalui seluler miliknya juga tidak dapat terhubung (don)